Pemuda Baperan dan Cemburuan

"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita..." (Q.S. Ali 'Imron: 14)

Mencintai wanita tentulah merupakan fitrah seorang laki-laki. Menyenanginya, menginginkannya, ataupun mendambanya adalah hal yang tak dapat dipungkiri lagi. Permasalahan pun muncul ketika perasaan seperti ini tidak dapat dikendalikan, mudah sekali untuk baper (bawa perasaan).

Tidak ada pemungkiran (menurutku) bahwasanya baper adalah salah satu penyakit hati. Penyakit yang pada umumnya berawal dari mata dan jatuh ke hati. Tatkala penyakit ini meradang, sulit sekali untuk fokus, ada bayang-bayang yang menggangu. Bahkan tak ayal lagi terkadang akan muncul pengharapan bahwa itu yang muncul di persimpangan itu adalah seseorang yang diharapkan. Ya, begitulah ketika sudah terlanjur baper.

Berhenti di situ saja kah? Kurasa tidak. Jika sudah mendalam maka akan muncul perasaan cemburu. Perasaan yang bahkan tak berdasar dari kejelasan status, istri -misalnya-.
Kenyataan yang seperti ini memang sebuah masalah bagi si empunya kecemburuan.
Ada penolakan yang muncul dari dalam hati ketika melihatnya bersama orang lain bersenda gurau, tertawa, berbagi foto wajahnya, dan hal lain yang menampakkan kedekatan. Tapi lagi-lagi, siapalah aku -misalnya- ?

Maka dari itu menundukkan pandangan, menjauh, dan menghindar adalah pilihan yang biasanya dilakukan. Pilihan yang terkadang dirasa cukup "menyebalkan", apalagi ketika masih ada virus merah jambu yang tersisa. Namun hal ini harus dilakukan demi terhindar dari kecemburuan tak berdasar dan sikap mudah sekali terbawa perasaan. 

Save Aleppo


Tahukah kamu bahwasanya hari ini hampir saja aku menangis tersedu-sedu? tatkala imam sholat jum'at membacakan potongan ayat Al-qur'an yang sangat kukenal.

Fadzkuruunii adzkurkum wasykuruu lii walaa takfuruun.
Bulu kuduk-ku merinding, ada sesuatu yang mulai merasuki kesadaranku. Teringat akan apa saja yang telah terlintas sejak kedua mata ini terbuka dari subuh tadi.
Mungkinkah aku sedang ditegur karena lupa? lupa untuk mengingat Allah -azza wa jalla-? lupa 'tuk bersyukur dengan keadaanku hari ini, hingga seakan-akan aku kufur akan nikmatnya? lupa akan keadaan saudara seimanku disana? Astaghfirullah.

Yaa ayyuhaalladziina aamanuu ista'iinuu bishshabri washshalaati innallaaha ma'a shshaabiriin.
Ketika ayat ini dibacakan, lebih hebat lagi pengaruhnya, hampir seluruh tubuhku merinding. Kusadari bahwa ketika aku meminta pertolongan dengan sholat, aku bisa meminta dengan tenang dan dapat menanti dengan sabar. Bagaimana dengan mereka? Perjuangan mereka lebih berat, sangat berat. iyyakana'budu wa iyya kanasta'in.

Walaa taquuluu liman yuqtalu fii sabiilillaahi amwaatun bal ahyaaun walaakin laa tasy'uruun.
Walanabluwannakum bisyay-in mina lkhawfi waljuu'i wanaqshin mina l-amwaali wal-anfusi watstsamaraati wabasysyiri shshaabiriin.
Alladziina idzaa ashaabat-hum mushiibatun qaaluu innaa lillaahi wa-innaa ilayhi raaji'uun.
Ulaa-ika 'alayhim shalawaatun min rabbihim warahmatun waulaa-ika humul muhtaduun.
Di ayat-ayat tersebut seringnya yang kulakukan hanyalah menyeka kedua mata . :)

Mari Doakan dan Donasikan.
Allahummansur ikhwanana fi Suriah wa fi Aleppo.