Marhaban Yaa Ramadhan 1436H

مرحبا يا رمضان

Alhamdulillaah masih diberi kesempatan untuk berjumpa dengan bulan romadhon, bulan yang indah ini. Dimana pada masa-masa seperti inilah kebersamaan sangat terasa indahnya.

Ya, meski jauh dari orang tua, keluarga, dan orang-orang terkasih yang berada disana. Namun disini aku tetap dapat merasakan kebersamaan, bersama mereka yang juga merindukan tempat mereka berasal.

Kerinduan akan kampung halaman ini pun semakin menggebu-gebu, mengingat banyak tanggung jawab yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Meski agaknya terkadang ada suatu perasaan iri terhadap mereka yang bisa berjumpa dengan yang terkasih lebih dahulu daripada diri ini.

Ya sudahlah. Untuk saat ini hanya bisa berkata pada diri sendiri "manfaatkan waktu semaksimal mungkin!!!".

*Catatan Ramadhan 1436H Seri 1

Yuk Semangat Makan!

Hari ini mendapat sms dan broadcast message mengenai undangan acara pertemuan antara mahasiswa kotim yang di malang dengan Bpk. Bupati yang terhormat beserta jajarannya di salah satu restaurant di kota malang.

Saya sendiri tidak hadir, karena memang selain ada hal yang menurut saya lebih penting untuk dikerjakan daripada sekedar bertemu orang-orang "penting".

Walaupun sebenarnya penasaran dengan apa yang dibahas oleh teman-teman dan para pemimpin dari kampungku tercinta itu. Bias kecurigaan sih mengatakan pasti berhubungan dengan kejadian Asrama Kotim yang waktu itu, makanya pada berkumpul ke kota ini ya. :p

Ah ya sudahlah.
Tapi kok jadi teringat akan kejadian sewaktu Bpk. Bupati berbicara tentang prestasi Siswa Kotim di kancah Nasional, waktu itu kalau tidak salah bertempat di podium stadiun kota(kurang lebih dua tahun lalu).

Di kala itu yang membuat saya agaknya tertawa geli adalah pada saat menyebut nama saya, namun dengan nama perwakilan sekolah dan wajah yang berbeda. Sontak saja teman-teman saya waktu itu kaget dan saya sendiri sih tersenyum simpul. cause I know that's how it'll work.
(Beliau membangga-banggakan prestasi putra daerahnya walau sebenarnya tidak mengenal siapa putranya ini *wow).

Bahkan pembicaraan tentang beasiswa kuliah atau apalah itu sepertinya hanya sekedar pembicaraan angin lalu saja di masa-masa tersebut.
Aku sih yes, karena memang sejak SD sudah terbiasa dengan janji-janji yang tidak jelas tentang beasiswa dari sekolah. mungkin sewaktu itu hanya untuk pencitraan mereka atau mungkin saya nya saja yang tidak mau berusaha lebih keras. :D

Namun tanpa menegasikan apa yang dikatakan oleh pak Ricky Elson, "Kalau hanya karena masalah birokrasi saja sudah menyerah, lalu untuk apa perjuanganmu, kita harus terus berjuang entah bagaimana caranya" (Mungkin seperti itu kurang lebih kalimatnya ya? agak lupa waktu seminar kemarin).
Aku akan terus berjuang, terutama untuk masa depanku yang juga tercurahkan harapan dari kedua orang tuaku tercinta.

Ah ya sudahlah.
Biarlah postingan kali ini penuh curhatan. Sepertinya saya selama mengetik ini diliputi oleh rasa rindu akan suasana rumah yang sederhana disana. haha